Rabu, 24 Agustus 2016



 ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang ditunjukan adanya pembelahan dan pembesaran sel serta adanya pembentukan pola jaringan dan organ. Seperti halnya hewan multiseluler,organ tumbuhan terdiri dari beberapa macam jaringan. Sedangkan jaringan itu sendirimerupakan suatu unit yang terdiri dari sekumpulan sel yang (umumnya) memiliki strukturdan fungsi yang sama. Walaupun embrionik berlangsung dengan singka, sedangkan tumbuhan memiliki sifat tumbuh yang tidak terbatas (indeterminath growth). Pertumbuhan yang tidak terbatas ini disebabkan oleh adanya jaringan titik tumbuh yang disebut dengan jaringan meristem. Pertumbuhan yang teralokasi pada jaringan meristem sangat penting untuk proses tumbuh dn perkembangan tumbuhan.

ORGANISASI TUMBUH

Tumbuhan adalah organisme yang secara simultan mendiami dan mengambil sumber daya dari dua lingkungan yang berbeda, yaitu tanah dan udara.tanah menyediakan air dan mineral, sedangkan udara menyediakan sumber CO2 dan cahaya. Sebagai akibatnya, tumbuhan melakukan penyesuaian terhadap dua lingkungan yang berbeda ini dengan cara melakukan diferensiasi pada organ –organ tubuhnya menjadi dua sistem organ utama, yaitu sistem pucuk( shoot system) dan sistem akar ( root system). Kedua sistem organ tersebut dihubungkan dengan oleh sisem pembuluh. Sistem pucuk terdapat diatas permukaan tanah, termasuk di dalamnya adalah organ daun dan batang. Sedangkan sistem akar terdapat di bawah permukaan tanah, misalnya organ akar ,umbi, dan rimpang.

Sistem Pucuk
Sistem pucuk terdiri dari daun dan batang. Bunga yang merupakanorgan reproduksi pada tumbuhan angiospermae, merupakan organ hasilmodifikasi dari pucuk. Sistem pucuk terbentuk dari meristem apeks pucuk, yang terletak pada ujung batang yang sedang tumbuh dan pada tunas.
Hasil gambar untuk sistem organ utama pada tumbuhan

Gambar 3.1 sistem organ utama pada tumbuhan
(http://personal.nbnet.nb.ca/trevgall/biology/plant.html)


Organ pada tumbuhan
1.      Batang
Batang adalah bagian tumbuhan diatas kotiledon
         Pada umumnya berada diatas permukaan tanah
         Dapat termodifikasi diatas permukaan tanah
Fungsi umum :
       Penyokong tumbuhan, tempat melekatnya daun
       Perkembangan bagian tumbuhan diatas tanah
       Transport materi : nutrisi, air, dan fotosintat
       Penyimpanan cadangan makanan

Struktur primer batang
Terdiri dari tiga sistem jaringan yaitu  jaringan dermal, dasar/penyokong, dan pembuluh. Perbedaan struktur primer batang antar berbagai tumbuhan ditentukan oleh relatif jaringan dasar dan jaringan pembuluh serta penempatan masing-masing jaringan.

Jaringan Dermal àEpidermis
ü  Umumnya terdiri dari satu lapisan sel dan memiliki kutikula yang yang berfungsi sebagai peindung
ü  Terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
ü  Terdapat trikoma, berupa rambut dan kelenjar
ü  Merupakan jaringan hidup dan mampu bermitosis pada saat tekanan dalam batang meningkat karena adanya penambahan jaringan di dalam batang , epidermis meluas secara tangensial dan membelah secara radial.

Jaringan Pengisi à jaringan korteks dan jaringan Empulur
Jaringan korteks pada batang umumnya disusun oleh jaringan parenkim. Pada tumbuhan aquatik, sel parenkim dalam korteks sering kali berupa aerenkim. Bagian tepi dan jaringan korteks umumnya mengandul sel-sel kolenkim.
ü  Pada suku poaceae/graminea, jaringan penyokong pada tepi jaringan korteks umumnya berupa sel-sel parenkim
ü  Pada suku conifera, jaringan korteks tidak memiliki jaringan penyokong. Pada korteks batang tumbuhan coniferae dan angiospermae , tidak ditemukan adanya sel endodermis
ü  Pada batang tumbuhann muda, satu atau dua lapisan terdalam jaringan korteks berisi pati seludang pati
ü  Tumbuhan rendah berpembuluh memiliki endodermis pada bagian dalam jaringan korteksnya
ü  Walaupun ciri morfologis endodermis tidak terlihat pada batang, batas antara korteks dan jaringan pembuluh secara fisiologi ada interaksi kimiawi di antara kedua jaringan tersebut.
Sel - sel endodermis terdapat pada daerah perbatasan antarajaringan korteks dan jaringan pembuluh dalam berbagai bentuk.

Jaringan Pembuluh
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun di dalam lingkaran membagi jaringan dasar menjadi daerah-daerah yang berbeda:
ü  Jaringan korteks adalah jaringan dasar antara berkas pembuluh dan epidermis
ü  Jaringa empulur, adalah jaringan dasar yang terletak di bagian tengah lingkaran
ü  Jari-jari empulur, adalah jaringan dasar yang terdapat pada celah diantara berkas-berkas pembuluh.

Gambar 3.2 perbandingan antara struktur batang tumbuhan dikotil (a) dan tumbuhan monokotil (b) (campbell et al.,2003)

Pada monokotil, berkas pembuluh tersebar diseluruh jaringan penyokong, sehingga tidak ada perbedaan korteks dan empulur.

Jaringan dewasa pada batang herba dan batang berkayu
  
Ø  Batang herba
         Tidak ada pertumbuhan sekunder, tumbuhan hanya hidup satu tahun atau satu musim (annual)
         Batang lunak dan fleksibel
         Tunas tidak memiliki daun sisik (tidak diperlukan untuk mempertahankan diri pada keadaaan yang tidak menguntungkan)
    Ø  Batang berkayu
         Tumbuhan yang hidup lebih dari satu musim, memiliki pertumbuhan sekunder, terjadi penambahan diameter batang.
         Jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder umumnya kaku sehingga membuat batang menjadi lebih keras dan kaku.
         Tumbuhan akan mengalami gugur daun pada musim-musim tertentu
         Terbentuk bekas perlekatan daun pada batang.
         Tunas aksiler akan terletak di atas bekas perlekatan daun tersebut.
         Selama perioda musim yang tidak menguntungkan, tunas terminal akan dilindungi oleh sisik.
·         Sisik tersebut akan hilang saat musim semi.
·         Menghasilkan bekas sisik tunas.
         Umur batang dapat ditentukan dengan menghitung jumlah bekas sisik yang menutupi tunas.
         Panjang nodus batang dapat menunjukkan kondisi lingkungan pada saat musim tumbuh, karena pertumbuhan tunas terminal tergantung pada kondisi lingkungan.
         Pada batang terdapat lentisel, yang berfungsi untuk membantu pertukaran udara antara jaringan di dalam batang dengan lingkungan di sekitarnya.

Gambar 3.3 batang tumbuhan berkayu yang mengalami pertumbuhan sekunder ( campbell et al.,2003)


2.      Daun
Daun merupakan organ fotosintetik utama yang ada pada tumbuhan. Daun umumnya berwarna hijau.

Gambar 3.4 struktur umum daun 

Jaringan penyusun daun dan fungsinya:
Jaringan epidermis – berfungsi melindungi jaringan di bagian dalam daun dari kekeringan, patogen serangga herbivor, dan sebagainya. Pada jaringan epidermis, terutama epidermis bawah, dapat di temukan stomata (mulut daun).
Jaringan mesofil – berfungsi terutama pada proses fotosintesis, karena di dalamnya terdapat sel-sel yang mengandung banyak kloroplas. Mesofil dapat dibagi menjadi dua jenis:
         Jaringan palisade / jaringan tiang
         Hanya ditemukkan pada tumbuhan dikotil
         Terdapat tepat di bawah epidermis, dapat tersusun dari satu atau lebih lapisan
         Jaringan spons / jaringan bunga karang
         Ditemukan baik pada tumbuhan monokotil maupun dikotil
         Pada tumbuhan dikotil, jaringan ini terletak di bawah palisade
         Memiliki ruang antar sel yang besar

Jaringan pembuluh / urat daun – berisi jaringan yang berfungsi sebagai sistem transportasi bahan dan hasil fotosintesis. Susunan jaringan penyusun daun pada tumbuhan bervariasi tergantung pada lingkungannya.


Gambar 3.5 Perbandingan Daun Tumbuhan dikotil (A) dan monokotil (B) (solomon et al., 1996)

Adaptasi tumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang berbeda terekspresikan dengan kuat pada struktur daunnya. Pada tumbuhan xerofit, yang hidup di lingkungan kering dengan suhu udara yang tinggi, daun (tipe xeromorf) umumnya berukuran kecil dan cukup tebal, epidermis tersusun atas beberapa lapisan, kutikula tebal dan seringkali memiliki trikoma. Jarinan spons mungkin akan menyimpan air pada ruang antar selnya, stomata agak terlindung (kriptofor),dan hanya terdapat pada epidermis bawah.

Tumbuhan mesofit tumbuh di lingkungan yang moderat dan memiliki tipe daun mesomorf dengan karakter daun normal. Daun lebih lebar dan lebih tipis dibandingkan dengan daun xeromorf, stomata dapat ditemukan pada kedua sisi epidermis walaupun umumnya ada di bagian epidermis bawah.

Tumbuhan hidrofit hidup dilingkungan berair. Tumbuhan ini memiliki persediaan air yang cukup besar, seluruh atau sebagian organnya terendam di dalam air, misalnya teratai. Tumbuhan ini memiliki daun hidrofit dengan karakter daun umumnya berukuran lebar dan tipis, stomata besar, kutikula tipis, xilem umumnys tereduksi, stomata terdapat pada epidermis atas, mesofil memiliki ruang antar sel yang besar dan tidak memiliki palisade.
Gambar 3.6 Penampang melintang Daun Xeromorf (A) dan Hidromorf (B)



Sistem Akar
Fungsi akar:
Akar berfungsi untuk mengokohkan kedudukan tumbuhan pada tanah, menyerap air dan mineral serta menyimpan cadangan makanan.
Sistem perakaran
a.       Akar tunggang ( Gambar 3.7 A)
         hanya memiliki satu akar utama dan beberapa akar lateral /cabang akar
         terdapat pada Gymnospermae dan tumbuhan dikotil.
b.      Akar serabut (Gambar 3.7 B)
         tersusun atas akar yang berukuran relatif sama, dan bercabang membentuk suatu sistem yang homogen.
         terdapat pada tumbuhan monokotil.

Gambar 3.7 Sistem perakaran pada tumbuhan Monokotil

Struktur akar

Struktur akar primer
Akar merupakan struktur sumbu tanpa organ-organ lateral dan tidak terbagi menjadi buku (nodus) dan ruas (internodus). Penampang melintang akar menunjukkan perbedaan yang jelas antara ketiga sistem jaringan:
-jaringan epidermis à jaringan dermal
-jaringan korteksà jaringan dasar
-silinder pusat à jaringan pembuluh

·         Epidermis
Bagian terluar akar ditutupi oleh jaringan epidermis, umumnya hanya terdiri dari satu lapisan sel, dan terbentuk dari protoderm. Epidermis merupakan jaringan yang berfungsi dalam penyerapan air dan mineral, terutama pada daerah yang memiliki rambut akar.
Sel-sel epidermis biasanya tidak berkutikula, atau memiliki kutikula yang sangat tipis, sehingga tidak akan mengganggu proses penyerapan akar. Pada beberapa tumbuhan merambat yang memiliki akar udara seperti anggrek (Orchidaceae) dan talas-talasan (Araceae), epidermis berkembang menjadi jaringan epidermis berlapis banyak, dinamakan velamen.

Gambar 3.8 Velamen

·         Korteks
Korteks umumnya tersusun atas sel-sel parenkim. Sel-sel pada jaringan korteks umumnya memiliki vakuola yang besar. Plastida pada sel-sel korteks umumnya tidak berklorofil, tapi banyak mengandung pati. Lapisan terdalam korteks terdiferensiasi menjadi endodermis, sedangkan satu atau beberapa lapisan terluar dapat terdiferensiasi menjadi eksodermis/hypodermis.
Parenkim yang terdapat pada korteks akar dapat berdiferensiasi menjadi aerenkim dengan ruang antar sel yang besar, misalnya pada tumbuhan hidrofit. Aerenkim ini berfungsi sebagai jaringan untuk mengangkut gas dan sebagai tempat penyimpanan oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi.

·         Endodermis
Di daerah penyerapan akar, dinding sel endodermis memiliki pita-pita suberin yang mengelilingi dinding radial dan terletak secara melintang pada sel-sel tersebut. Pita ini disebut pita caspari. Pita caspari berfungsi untuk mengendalikan pergerakan larutan (air dan mineral) dari daerah korteks yang akan menuju silender pusat.
Gambar 3.9 Pita Caspari pada endodermis akar (Campbell et al., 2001)

·         Silinder Pusat / silinder pembuluh (stele)
Silender pusat tersusun atas periskel dan jaringan pembuluh
Perisikel merupakan jaringan yang terbentuk dari prokambium dan berfungsi sebagai pembatas antara silinder pusat dengan bagian korteks. Perisikel umumnya tersusun atas satu lapisan sel. Perisikel juga turut terlibat dalam pembentukan akar lateral dan felogen ( Kambium gabus).
·         Jaringan pembuluh.
Pada silinder pusat, xilem tampak terbentuk sebagai sumbu yang mampat dengan beberapa penonjolan. Kelompok foem bergantian dengan penonjolan xilem.jumlah pnonjolan xilem berrvariasi pada berbagai macam spesies dan dalam akar pada tumbuhan yang sama. Penojolan ini dapat ditemukan dalam diark, triark, tetrark, atau poliark. Xilem primer yang pertama kali terbentuk ( protoxilem) memliki sel-sel trakeid berukuran kecil dan  paling awal mengalami pendewasaan. Makin dekat ke pusat akar terdapat unsur-unsur metaxilem yang lebih lebar.
Gambar 3.10 perbandingan akar tumbuhan dikotil dan akar tumbuhan monokotil (Campbell et al., 2001)


Sistem Jaringan
Sel tumbuhan terdiri atas sel-sel yang mengalami spesialisasi untuk fungsi-fungsi tertentu. Kumpulan sel ini dinamakan jaringan. Susunan jaringan penyusun organ tumbuhan, misalnya akar, batang dan daun, sangat spesifik. Dengan demikian, kita dapat dengan mudah mempelajari organ-organ tersebut apabila masing-masing jaringan penyusun organ sudah diketahui dan dikenal dengan baik.
Sel tumbuhan terbentuk dari sel-sel meristem yang kemudian berkembang menjadi beberapa tipe sel yang dapat dikelompokan menjadi beberapa jaringan. Pada tumbuhan terdapat tiga sistem jaringan, yaitu jaringan dermal, jaringan dasar/ pengisi, dan jaringan pembuluh.



Jaringan Dasar
Jaringan dasar merupakan jaringan utama pengisi tubuh tumbuhan. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim merupakan jaringan dasar yang umum. Jaringan pembuluh melewatkan air, nutrisi, hormon, dan mineral di dalam tumbuhan. Jaringan pembuluh tersusun atas xilem,floem, parenkim dan sel kambium.

Parenkim – parenkim merupakan jaringan dasar utama yang terdapat di dalam organ tumbuhan dan membentuk suatu jringan yang berkesinambungan. Parenkim berkembang dari meristem dasar dan pada saat dewasa sel sel parenkim tetap hidup.
Fungsi parenkim adalah :
         Tempat penyimpanan cadangan makanan
         Tempat terjadinya fotosintesis, mesofil.
         Jaringan dasar adalah salah satu jaringan pengisi pada berkas pembuluh
Sel parenkim memiliki bentuk bermacam-macam. Pada batang dan akar parenkim memiliki ruang antar sel yang cukup besar, sedangkan pada endosperm parenkim umumnya akan membentuk suatu jaringan yang kompak. Palisade merupakan sel parenkimatis yang memiliki bentuk memanjang. Sel parenkim juga terdapat diantara sel xilem dan floem. Sel parenkim terbesar seringkali terdapat pada daerah empulur. Pada tumbuhan air sel-sel parenkim memilki ruang antar sel yang besar, jaringan tersebut dinamakan aerenkim.
Dinding sel parenkim umumnya tipis, tidak menebal. Lamela tengah sukar dibedakan dari dinding sel. Komponen dinding selnya banyak mengandung selulosa. Pada dinding sel parenkim dapat ditemukan noktah primer. Adakalanya dinding sel parenkim terlihat agak tebal, misalkan pada sel-sel yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makananpada biji.
Gambar 3.11 jaringan parenkim

Kolenkim – kolenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan. Seperti halnya parenkim, kolenkim merupakan sel hidup pada saat dewasa. Sel-sel pada jaringan kolenkim memiliki penebalan pada dinding selnya, akan tetapi dinding sel yang tebal ini tidak mengandung lignin. Penebalan dinding sel pada kolenkim tidak merata, oleh karena itu kolenkim dapat terbagi menjadi dua macam tergantung pada lokasi penebalan dinding selnya hanya terjadi pada sudut-sudut selnya. Kolenkim papan merupakan sel-sel kolenkim yang memilki penebalan dinding pada bagian dinding tangensial.
Kolenkim umumnya ditemukan dibagian tepi  batang dan pada bagian tulang daun sebelah abaksial (bawah) atau di sekeliling jaringan pembuluh.
Gambar 3.12 Jaringan kolenkim

Sklerenkim – sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan. Jaringan ini seringkali disebut sebagai serat pada jaringan pembuluh. Sklerenkim memiliki penebalan dinding sekunder. Pada saat dewasa jaringan ini merupakan jaringan mati. Jenis sklerenkim yang umum adalah serat. Jenis lainnya adalah sklereid atau sel batu (misalnya tempurung kelapa).
Sel sklereankim mungkin berbeda-beda dalam hal bentuk, asalmula pembentukan dan perkembangannya. Secara umum sel sklerenkim terbagi menjadi dua yaitu serat dan skereid (sel batu). Serat umumnya memiliki sel yang berukuran panjang sedangkan sel sklereid umumnya berukuran pendek.
Berdasarkan asal mula pembentukannya serat berasal dari sel meristematis, sedangkan sklereid berkembang dari sel parenkim. Jaringan ini seringkali ditemukan sebagai serat pada jaringan pembuluh. Pada saat dewasa umunya jaringan ini merupakan jaringan mati.
Serat dapat ditemukan pada berbagai bagian tumbuhan, tetapi lebih sering ditemukan pada daerah jaringan pembuluh.
Berdasarkan letaknya, serat dapat dibedakan menjadi serat xilem, terdapat diantara sel-sel xilem, misalnya serat libriform dan libotrakeid, dan serat ekstrasilar yang terdapat diluar xilem, misalnya serat floem. Sklerenkim dapat pula kita temukan pada buah pir. Sel-sel ini (sklereid) menyebabkan permukaan buah pir menjadi agak kasar.
Gambar 3.13 Jaringan Sklereid

Jaringan Pembuluh

Xilem
Xilem merupakan jaringan pembuluh yang berfungsi untuk mengantarkan air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas beberapa macam sel. Jaringan utama penyusun xilem adalah trakeid dan trakea. Sel trakeid memiliki bentuk memanjang dengan ujung meruncing dan saling berhubungan antara satu sel dengan sel lainnya. Trakea umumnya pendek, lebih lebar dan bagian ujung sel baisanya hilang/rusak. Trakea hanya ditemukan pada angiospermae, trakeid lebih panjang dan sempit dibandingkan trakea.

Komponen penyusun xilem :
         Trakeid sel panjang dan runcing, ujung sel berbentuk papan yang menyudut sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antar sel.
         Trakhea sel lebih pendek dan lebar dibandingkan trakeid. Bagian ujung sel terdegenerasi.
         Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki trakhea, sel yang berfungsi untuk konduksi air dan mineral adalah trakeid
         Serat
         Parenkim xilem

Gambar 3.14 Jaringan Pembuluh – Xilem ( Campbell et al., 2003)

Floem
Floem merupakan jaringan pembuluh yang tersusun atas sel-sel yang memiliki fungsi untuk mengantarkan makanan dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Berbeda dengan xilem, pada sat dewasa komponen floem tetap hidup. Sel –sel floem umumnya terletak lebih luar dari xilem.

Komponen Penyusun Floem
         Sel pengantar “companion cell” ( pada Angiospermae) atau sel albumin “albuminous cell”( Gymnospermae). Sel pengantar tetap berinti pada saat dewasa dan mengendalikan sel tapis yang ada di dekatnya, melarutkan makanan, seperti sukrosa, dan mengalirkannya melalui sel tapis.
         Sel tapis ‘sieve cell’ ( Gymnospermae) atau komponen pembuluh tapis ‘sieve tube’ cell ( Angiospermae)
         Serat floem- fiber
         Parenkim floem – parenchyme

Gambar 3.15 Jaringan Pembuluh – floem ( Campbell et al., 2003)

Jaringan Dermal
Jaringan dermal menutupi permukaan luar tumbuhan, berfungsi mencegah hilangnya air akibat penguapan, melindungi tumbuhan dari serangan jamur dan ptogen lainnya.

Epidermis
Epidermis merupakan jaringan dermal yang tersusun sangat kompak dengan ruang antar sel yang sangat sedikit. Epidermis ditemukan terutama pada bagian luar organ tumbuhan yang masih berada dalam pertumbuhan primer.epidermis berasal dari protoderm. Pada banyak tumbuhan ditemukan pula adanya kutikula pada permukaan atas epidermisnya, yang juga berfungsi mengurangi penguapan.

Sel Penutup ( guard cells)
Stomata merupakan turunan dari epidermis. Stomata yang terletak diantara sel-sel epidermis berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran gas antara bagian dalam tumbuhan. Sel penutup mengatur pertukaran uap air, oksigen dan karbondioksida melalui lubang stoma.
Gambar 3.16 Epidermis dan Stomata